BAB I
PERNDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Getaran perkembangan zaman dalam
era globalisasi dan informasi yang semakin pesat melahirkan sistem persaingan
ketat di segala bidang. Seluruh aspek kini telah terinfeksi oleh persaingan
tersebut tak terkecuali dunia perindustrian Indonesia. Hal ini dapat terlihat
pada kemajuan teknologi yang merambat ke Tanah Air mendapat kemajuan yang
sangat pesat dan mengalir dengan cepat bagai roda yang tidak akan terhenti.
Industri adalah penggunaan teknologi yang merupakan lokomotif utama dalam
mendorong kemajuan tersebut. Kebutuhan-kebutuhan dalam dunia industri guna
meningkatkan produksi dengan efisiensi tinggi akan menjadi jawaban mengapa
industri disebut sebagai pameran utama dari produk-produk teknologi yang ada.
Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia adalah negara yang sangat potensial
untuk pengembangan industri karena ditunjang oleh Sumber Daya Alam (SDA) yang
sangat berlimpah. Namun indikasi masalah yang sampai saat ini terus menguat
adalah Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah tidak ditunjang oleh Sumber Daya
Manusia (SDM) yang berkualitas dan profesional.
Berkaitan dengan pelaksanaan
tujuan pembangunan industri, seyogyanyalah keunggulan komparatif tenaga kerja
indonesia harus didukung oleh keunggulan kompetitif, kartena hanya tenaga kerja
berkualitas yang mampu bersaing dalam mengarungi era globalisasi ini. Untuk
mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas tidaklah mudah semudah membalik
telapak tangan, disamping kerja sama antara instansi seperti pemerintah,
perguruan tinggi dan dunia industri juga dibarengi dengan usaha dan doa
sehingga terlahir keterkaitan seluruh unsur pelaku pembangunan.
Telah beribu upaya terlaksanakan
dalam rangka pemenuhan Sumber Daya Manusia yang berkualitas, namun perkembangan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi begitu pesat dalam dunia Industri sehingga
terjadilah kesenjangan antara kualifikasi antara tenaga kerja yang dihasilkan
oleh lembaga pendidikan dengan kebutuhan lapangan pekerjaan.
Perguruan tinggi sebagai wadah
pendidikan formal diharapkan mampu mencetak Sumber Daya manusia yang terampil,
yang mampu menyerap, mengaplikasikan dan mengembangkan teknologi yang ada saat
ini.
Jurusan Teknik Mesin Universitas Haluoleo Kendari adalah salah satu
wadah untuk mempelajari ilmu keteknikan dimana kurikulumnya diaktualisasikan kepada
penguasaan kemampuan teknis dan kemampuan manajerial.
Sebagai salah satu komponen utama
pada perguruan tinggi, mahasiswa dituntut untuk dapat memacu dan mengembangkan
potensi diri sesuai dengan disiplin ilmu yang digeluti sebagai persiapan untuk
menghadapi dunia baru yaitu dunia ketenagakerjaan. Tetapi realitas yang terjadi
menunjukan bahwa ilmu yang didapatkan secara teoritis selama bertahun-tahun
seakan tak berguna tanpa didukung pengalaman kerja dibidangnya sehingga
munculah berbagai macam opini yang mendiskreditkan Perguruan Tinggi seperti
produsen “Perguruan Intelektual”.
Atas pemikiran tersebut diatas,
maka diadakanlah Kerja Peraktek (KP)
sebagai salah satu kredit yang haruis dilulusi oleh mahasiswa pada Jurusan Teknik Mesin Universitas Haluoleo
Kendari.
Dengan adanya Kerja Praktek (KP) ini, mahasiswa
diharapkan mampun berinteraksi dengan dunia kerja yang sesungguhnya sehingga
mampu mengaplikasikan dan membandingkan apa yang diperoleh padabangku kuliah
dengan permasalah dilapangan. Selain itu diharapkan juga terjadi pertukaran
informasi baik diantara mahasiswa sendiri, lembaga pendidikan tinggi, serta
kalangan masyarakat khususnya masyarakat industri.
Dengan adanya pemikiran tersebut
maka, kami memilih PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sulawesi Tenggara untuk
melaksanakan Kerja Praktek (KP) atas
beberapa pertimbangan yang disesuaikan dengan bidang keahlian yang dipelajario
dibangku kuliah. Sehingga diharapkan mapu menjadi wadah untuk menimba ilmu dan
pengalaman dibidang industri pada umumnya dan pada dibidang pertambangan nikel
pada khususnya serta merupakan salah satu perusahaan yang berstatus BUMN (Badan
Usaha Milik Negara) yang mengolah dan menghasilkan nikel terbesar di Indonesia
dan dalam melakukan kegiatan operasionalnya telah menerapkan teknologi yang
maju untuk mencapai kualitas produk yang baik.
1.2
Tujuan dan Manfaat
1.2.1
Tujuan Kerja
Praktek
a.
Tujuan Intruksional
Umum
Tujuan kami melaksanakan kerja
praktek ini pada dasarnya adalah:
1.
Mampu membandingkan teori-teori yang telah didapatkan dari
bangku kuliah dengan kenyataan yang ada dilapangan industri
2.
Membentuk sikap profesional sebagai calon sarjana untuk
dapat menghadapi dunia kerja.
3.
Untuk memenuhi tuntutan kurikulum yang berlaku di Jurusan
Teknik Mesin Universitas Haluoleo Kendari.
b.
Tujuan Intruksional
Khusus
1.
Mahasiswa mengetahui proses produksi pada PT. ANTAM
(Persero) Tbk. Untuk bisnis Pertambangan Nikel Sulawesi Tenggara.
2.
Mahasiswa mampu menerapkan metode-metode penyelesaian
masalah untuk memperoleh solusi secara optimal.
3.
Mahasiswa dapat mengetahui bagian-bagian pada rotary kiln.
4.
Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeliharaan rotary kiln.
1.2.2
Manfaat Kerja
Praktek
a.
Bagi Mahasiswa
1.
Sebagai latihan bagi mahasiswa sebelum memasuki dunia kerja.
2.
Membentuk pribadi yang mandiri dan mampu mengaktualisasikan
diri dalam sejumlah aktifitasnya dengan dunia kerja.
3.
Mengembangkan pola pikir yang progresif dan berkualitas
dalam mengambil setiap keputusan yang menyangkut dalam menyelesaikan masalah.
4.
Membentuk diri sendiri untuk menjadi seorang pemimpin yang
bijak dalam menanggapi suatu permasalahan serta mampu mencari cara terbaik
untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
5.
Membina keahlian tidak disalah satu bidang kerja tetapi
lebih fleksibel terhadap sejumlah keahlian yang menuntut kita untuk dapat
belajar dan mampu mengaplikasikannya.
b.
Bagi Perusahaan
1.
Memperoleh sejumlah pengalaman dalam menggalio potensi di
bidang perindustrian sehingga terjamin kelanjutan upaya pembangunan dan
pengembangan perindustrian.
2.
Dapat memanfaatkan bantuan tenaga mahasiswa selama
pelaksanaan Kerja Praktek (KP).
3.
Memperkenalkan perusahaan pada masyarakat umum melalui kerja
sama antara pihak perusahaan dengan perguruan-perguruan tinggi.
4.
Memperoleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang potensial untuk
perusahaan.
5.
Merupakan perwujudan nyata peran perusahaan dalam
mengembangakan bidang pendidikan.
1.3
Batasan Dan Rumusan
Masalah
1.3.1
Batasan Masaalah
Untuk membuat laporan agar lebih
terarah maka dalam penyusunan laporan ini tidak semua dapat dibahas. Akan
tetapi, penulis hanya membatasi ruang lingkup pembahasan yaitu mengenai “Sistem
Pemeliharaan dan Perbaikan Rotary Kiln”.
1.3.2
Rumusan Masalah
Sesuai dengan judul yang diangkat
dan dengan melihat batasan masalah yang ada, maka penulis dapat mengemukakan
rumusan masalah sebagi berikut “bagaimana mengatasi masalah-masalah pada rotary
kiln”
1.4
Metode Penulisan
Data
Adapun metodologi yang
digunakan penulis dalam mencari dan memperoleh data yang diperlukan dalam
menyusun laporan ini adalah:
1.4.1
Metode Penulisan
Pengamatan Lapangan
Pengamatan lapangan
dimaksutkan untuk memperoleh data-data yang merupakan gambaran kenyataan yang
terjadi pada PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sulawesi Tenggara dengan cara:
1.
Observasi
Yaitu dengan metode penulis menyelami dan
terlibat langsunng dengan kegiatan dilingkungan kerja tersebut. Metode ini
dilakukan dengan alasan dapat memahami langsung permasalahn yang nampak
dilapangan sehingga memudahkan dalam penulisan laporan.
2.
Wawancara
Yaitu dengan metode bertanya. Wawancara
dilakukan terhadap pimpinan dan karyawan yang ada dilingkungan kerja dimana
penulis melakukan Kerja Praktek (KP). Metode ini dilakukan dengan alasan karena
tidak semua apa yang dilakukan dalam Kerja Praktek (KP) dapat dikuasai oleh
penulis. Maka sebagai tambahan informasi didalam melakukan Kerja Praktek (KP)
tersebut penulis perlu bertanya dan mendapatkan penjelasan dari pihak-pihak
yang mengetahui permasalahan tersebut. Penulis dapat mengajukan pertanyaan
secara terperinci serta meminta penjelasan mengenai apa saja yang berhubungan
dengan bahan untuk menyusun laporan ini.
3.
Studi Kepustakaan
Yaitu metode yang digunakan dengan cara
mencari dan membaca literatur yang ada kaitannya dengan pokok bahasan. Metode
ini dilakukan dengan alasan untuk memperjelas metode pertama dan kedua.
1.4.2
Metode Penulisan
Pengamatan Pustaka
Pengamatan pustaka dimaksutkan
sebagai landasan dari laporan kerja praktek dengan jalan membaca buku-buku,
brosur, tulisan ilmiah dan referensi yang berkaitan dalam penyusunan laporan
kerja praktek ini.
1.5
Sistematika
Penulisan
Untuk memudahkan
penulisan laporan kerja praktek ,penulis menyusun sistematika penulisan sebagai
berikut:
Bab I. Pendahuluan, membahas mengenai Latar
Belakang, Tujuan dan Manfaat Kerja Praktek, Batasan dan Rumusan Masalah,Metode
Penulisan Data, Sistematika Penulisan.
Bab II. Profil PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN
Sulawesi Tenggara, membahas mengenai sejarah singkat ANTAM Tbk UBPN Sulawesi
Tenggara dan Letak Geografis Daerah Penambangan, Kegiatan Penambangan, Sistem
Informasi Perusahaan serta Struktur Organisasi.
Bab III. Tinjauan Umum,mengenai Proses Produksi PT.
ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Pomalaa.
Bab IV. Landasan Teori, Mengenai Teori Dasar Yaitu
Pengertian Rotary Kiln, bagian-bagian rotary kiln Serta proses kerja rotary
kiln.
Bab V. Pembahasan, yakni membahas tentang
pemeliharaan rotary kiln pada FeNi III
Bab VI. Penutup, Membahas Mengenai Kesimpulan Dan
Saran
1.6
Tempat Dan Jadwal
Kegiatan Kerja Praktek
Kegiatan Kerja Praktek ini
dilaksanakan pada Satuan Kerja Perawatan dan Perencanaan PT. ANTAM (Persero)
Tbk. Unit Bisnis Pertambangan Nikel Sulawesi Tenggara, Kecamatan Pomalaa,
Kabupaten Kolaka, yang berlangsung mulai dari 17 Juni 2013 sampai dengan 17
Juli 2013.
BAB II
GAMBARAN SINGKAT
PT. ANTAM (Persero), Tbk. UBPN SULTRA
2.1 Sejarah Singkat PT. ANTAM (Persero), Tbk. UBPN Sultra
Pada tahun 1909,biji nikel
dipomalaa, Sulawesi tenggara yang merupakan salah satu kekayaan alam Indonesia
dieksploritasi dan ditambang oleh E. C.
Abendanon kemudian pada tahun 1934, Oast
Borneo Maatsschappij (OBM) melakukan eksploritasi di pomalaa dan menemukan
endapan-endapan biji nikel berkadar 3,00-3,50 % Ni. Tahun 1939,s/d 1942 OBM
Melakukan proses penambangan biji nikel di Pomalaa yang hasilnya dikirim ke
Jepang.
Pada saat perang dunia ke II yaitu
pada tahun 1942 s/d 1945, Indonesia diduduki oleh Jepang, Sumitomo Metal Mining
Co. (SSM) lalu mengusulkan ppembuatan tambang nikel pomalaa yang akhirnya
dibangun sebuah pabrik pengolahan yang menghasilkan nikel matte. Sampai
menyerahnya Jepang ke tangan sekutu, pabrik tersebut telah menghasilkan 351 ton
matte. Tetapi, akibat serangan sekutu pabrik pengolahan nikel di Pomalaa hancur
berantakan. Dari nikel matte yang dihasilkan hanya 30 ton yang berhasil
dikapalkan dan sisanya ditinggal di Pomalaa.
Kemudian berdasarkan PP No. 22 Tahun
1968 PT. Pertambangan Nikel Indonesia bersama BPU pertahun beserta PT/PN dan
proyek dijajarannya disatukan menjadi PN Aneka Tambang. Di Pomalaa selaku unit
produksi bernama Unit Pertambangan Nikel Pomalaa. Pada tanggal 30 desember 1974
status PN berubah menjadi PT. Aneka Tambang (Persero). Pada akhir tahun 2006,
dilakukan perubahan logo perusahaan dan nama PT. Aneka Tambang disingkat
menjadi PT. ANTAM, Tbk.
Mengingat cadangan biji nikel
laterit kadar rendah (≤1,82 % Ni) cukup besar sedangkan biji nikel laterit
berkadar tinggi (≥ 2,30 % Ni) semakin menipis, maka untuk memperpanjang jangka
waktu penambangan nikel di Pomalaa dan agar biji nikel kadar rendah tersebut
dapat bernilai maka didirikan pabrik peleburan biji nikel menjadi produk
program FeNi.
Pabrik unit 1 mulai dibangun pada tanggal
12 Desember 1973 dengan pemancangan tiang pertama dan selesai dikerjakan selama
2 tahun. Tanggal 14 Agustus 1976 dapur listrik unit 1 dengan daya 20 MVA (18
MW) mulai produksi secara komersial. Pada tanggal 23 Oktober 1976 pabrik FeNi
diresmikan oleh wakil persiden RI Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Pabrik Unit II
mulai dibangun pada tanggal 2 November 1992 dan sekitar bulan Februari 1995
sudah mulai produksi pabrik FeNi II diresmikan oleh presiden RI Soeharto pada
tanggal 11 Maret 1996. Pabrik FeNi III dibangun pada bulan Desember 2003, dan
mulai produksi secara komersial pada tahun 2007.
Untuk menjalankan pabrik
FeroNikel,digunakan mesin nikel sebagai Pembangkit tenaga Listrik yang terdiri
dari 3 unit yaitu PLTD I,PLTD II dan PLTD III yang berinterkoneksi parallel
sebelum di distribusikan kemasing-masing peralatan. Masing PLTD I dan PLTD II
terdiri dari masing-masing 5 Unit mesin diesel dimana tiap unitnya memiliki
kapasitas daya 5,8 MW. Sedangkan PLTD III terdiri dari 6 Unit, dengan kapasitas
daya 17 MW untuk masing-masing unit.
Gambar 2.1 PLTD PT.
ANTAM Tbk.
2.2 Geografis Daerah
Penambangan
Pomalaa terletak pada garis
lintang 3º30 - 4º30 LS dan 120º - 122º BT. PT. ANTAM (Persero), Tbk. UBPN
Sultra terletak di Kecamatan Pomalaa Kabupaten Kolaka Propinsi Sulawesi
Tenggara yang berjarak ± 165 Km dari Kendari, Ibu Kota Sulawesi Tenggara.
Wilayah kuasa penambangan Unit
Bisnis Pertambangan Nikel (UBPN) mencangkup daerah seluas ± 7500 Ha dan terbagi
atas 3 wilayah penambangan yaitu:
1.
Wilayah Utara
Yaitu wilayah penambangan sekitar
bukit-bukit Pomalaa sebelah utara, batas wilayah daerah utara yaitu sungai
Huko-Huko, sedangkan batas sebelah selatan adlah sungai Komoro.
2.
Wilayah Tengah
Termaksut didalamnya daerah Tambea,
Latumbi, dan daerah sekitar Komoro. Batas wilayah sebelah utara adalah daerah
tengah sungai komoro, dan batas sebelha selatan adalah sungai sapura.
3.
Wilayah seltan
Meliputi gugusan bukit-bukit dibagian
utara sungai Oko-Oko, Tanjung Batu Kilat, Kayu Angin, Tanjung Lappe. Sedangkan batas
sebelah utara daerah selatan adalah sungai Sapuran dan batas sebelah selatan
adalah sungai Oko-Oko.
Gambar 2.2 Peta
Lokasi PT. Antam
2.3 Visi dan Misi
a. membangung dan menerapkan praktek-praktek
terbaik kelas dunia untuk menjadikan Antam sebagi pemain globlal.
b. Menciptakan keunggulan operasional berbasis
biaya rendah dan teknologi tepatguna dengan mengutamakan kesehatan dan
keselamatan kerja serta lingkungan hidup.
c. Mengolah cadangan yang ada dan yang baru
untuk meningkatkan keunggulan kompetitif.
d. Mendorong pertumbuhan yang sehat dengan
mengembangkan bisnis berbasis pertambangan, diversivikasi, dan intergrasi
selektif untuk memaksimalkan nilai pemegang saham.
e. Meningkatkan kopetensi dan kesejahteraan
pegawai serta mengembangkan budaya organisasi berkinerja tinggi.
f. Berpastisipasi meningkatkan kesejahteraan
masyarakat terutama disekitar wilayah operasi, khususnya pendidikan dan
pemberdayaan ekonomi.
2.4 Arti Logo
Logo PT. ANTAM (Persero), Tbk. UBPN
Sulawesi tenggara terdiri dari tiga gunung yang mempresentasikan “sumber
mineral dan produk yang terdiversivikasi”.
Keterangan logo:
a.
Ketiga gunung terbut muncul dari ketiga lengkungan, yang
mempresentasikan planet bumi atau alam.
b.
Dibawah lingkungan terdapat refleksi dari ketiga gunung yang
menggambarkan sumber daya mineral yang terdapat diperutr bumi.
c.
Pembagian logo menjadi dua bagian juga dapat menggambarkan
dua jenis kegiatan pertambangan, tambang terbuka dan tambang bawah tanah.
d.
Logo ini mempresentasekan Antam, yang memiliki kompetensi
penambangan didalam perut bumi dan membawahnya ke permukaan yang diolah menjadi
logam yang berharga.
e.
Bentuk logam yang simetris dan corak huruf “T” kapital
ditengah menggambarkan stabilitas, kekuatan, solidaritas dan harmoni.
f.
Logo ini mencangkup atribut brand:
-
Pilar pertambangan, diversifikasi, terkemuka, besar.
-
Atribut nasional, profesional, kehati-hatian, tanggung
jawab, terpecaya.
-
Atribut pribadi progresif, dinamis, terbuka.
2.5 Sistem Informasi
Yang Diterapkan
Saat ini, PT. ANTAM (Persero) Tbk.
UBPN Sulawesi Tenggara telah menggunakan software
Mincome Ellipse dalam aplikasi produksinya pertama kali diterapkan pada
bulan januari 2007, yang sebelumnya menerapkan Software MIMS. Mincome
Ellipse “upgrade” dari MMIS itu sendiri. Mincom merupakan perusahaan IT
yang berada pada posisi teratas untuk menyediakan solusi atau sebagai provider
untuk pengelolahan aset industri secara intensif.
Pada tahun 2004 mincom merayakan
tahun ke-25nya penyediaan software-software ERP dan pelayanan pada pelanggan
dalam bidang pertambangan, minyak dan gas pemerintahan dan pertahanan,
transportasi dan industri. Mincom membantu para klien dalam mengembangkan
performansi bisnis secara keseluruhan dengan mengingatkan operasional dan
mengurangi biaya produksi.
Mincom Ellipse merupakan sistem
Manajemen Aset Perusahaan/Enterprises Asset Management (EAM) yang secara
keseluruhan terintegrasi secara lengkap menyediahkan data-data yang dapat
diakses dan memanajemen aset dari modal intensif dari modal intensif dari
perusahaan. Software ini penerapannya tidak terbatas pada perusahaan saja.
Mincom Ellipse telah diterapkan pada berbagai perusahaan pertambangan,
perusahaan umum, dan intansi-intansi pemerintahan, seperti dibidang pertahanan
dan transportasi.
Mincom Ellipse merupakan salah satu
sistem yang terbaik dalam manajemen aset, pekerjaan, logistik, keuangan,
sumberdaya manusia, dan pengolahan modal intensif perusahaan dan dapat
dijadikan sebagai acuan untuk mengambil kesimpulan dan menetapkan keputusan
dengan tepat,cepat, dan lebih baik.
Dengan mengaplikasikan software ini
maka perusahaan akan memperoleh manfaat antara lain:
a.
Meningkatkan penggunaan aset.
b.
Mengurangi biaya produksi.
c.
Pertemuan direksi secara berkelanjutan sebagai standar untuk
pemeriksaan keuangan secara total.
d.
Penjaminan rantai pengadaan (supply chain) yang tersedia dan
nyata.
e.
Penempatan pegawai sesuai dengan skill yang dimiliki.
f.
Mengurangi resiko.
g.
Meningkatkan produktifitas.
h.
Memudahkan dalam manajemen pengadaan barang dan persediaan atau
inventory.
i.
Manajemen keuangan.
Modul
mincom Ellipse yang sudah bertaraf Internasional mancangkup Asset and Work
Manajemen, Supply Chain Manajemen, Finansial Manajemen, and Human Resource
manajement yang sudah terintegrasi dari bentuk Service Oriented Architecture
(SOA). Modul dasar ini dilengkapi oleh anlisis bisnis, peningkatan perawatan
dan perencanaan dan sebagai solusi perencanaan dan sebagai solusi pergerakan
terhadap tekanan kerja, menawarkan fungsinya secara luas dan memberikan solusi
terbaik dalam pasar Enterprise Asset Management (EAM) saat ini.
Pada PT.
ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra, Mincom Ellipse terapakan pada kegiatan
produksi kegiatan produksi, pengadaan stock, dan beberapa departement lainnya
sudah menggunakan software tersebut. Sebagai contoh, pada bagian FeNi plant dapat
mengakses formasi mengenai produksi saat itu. Namun, tiap departemen hanya
dapat mengakses informasi yang berkaitan dengan departemennya. Misalnya bagian
produksi hanya bisa mengakses data tentang produksi.
BAB III
TINJAUAN
PUSTAKA
PROSES PRODUKSI PADA PT.
ANTAM Tbk. UBPN SulTra
3.1 Penjelasan Umum
Nikel dengan lambang Ni dan nomor atom 28 adalah Unsur logam transisi, warna keperakan
dan mudah ditempa, Nikel ditemukan pada tahun 1751. Massa jenisnya 8.908 g/cm³, Titik Leburnya 1455°C atau 2651°F, Titik
Didih 2913°C atau 5275°F, Kalor peleburan 17,48 kJ/mol, Kalor penguapan 377.5 kJ/mol. Karasteristik nikel yaitu tidak membentuk karbida, Berada dalam ferit, sebagai penguat (efek
ketangguhan ferit), Dengan Cr menghasilkan
baja paduan dengan kemampuan kekerasan tinggi, ketahanan impak dan fatik yang
tinggi.
Gambar 3.1 Nikel
Nikel adalah suatu unsur yang dapat meningkatkan sifat mekanis
keuletan, kemampukerasan dan mengurangi sifat magnit, tahanan asam. Nikel mempunyai sifat tahan karat. Dalam
keadaan murni, nikel bersifat lembek, tetapi jika dipadukan dengan besi, krom,
dan logam lainnya, dapat membentuk baja tahan karat yang keras. Perpaduan nikel, krom dan besi menghasilkan
baja tahan karat (stainless steel) yang banyak diaplikasikan pada peralatan
dapur (sendok, dan peralatan memasak), ornamen-ornamen rumah dan gedung, serta
komponen industri.
Biji nikel berdasarkan mineralnya terdiri dari dua jenis yaitu, yaitu :
1.
Sulfida
Yang termasuk dalam proses magnetik dan
replacement (proses andogen) jenis ini terdapat di kanada (sudburi), Australia,
Afrika Selatan (bush veld), British, Kolumbia, Rusia (neriklas), Monager dan lain-lain. Cadangan yang
diperkirakan 18 % dari cadangan nikel dunia.
2.
Lateris
Yang terbentuk dari hasil pelapukan
(platerisasi) bantuan ulrta biasa periodit (batu induk).jenis nikel ini
terdapat di beberapa negara yaitu; Phikipina cuba, Indonesia; Kalimantan,
Halmahera Tengah (pulau gebe), Irian jaya dan lain-lain.
Endapan biji nikel yang ditemukan didaerah
pomalaa adalah termasuk endapan biji nikel lateris yang terbentuk darti hasil
pelapukan batuan ultra basa. Tampak pula bahwa batuan ultara basa pomalaa ini
telah melalui banyak proses serpentinisasi yang cukup kuat.
Dewasa ini
nikel bersama-sama dengan besi dan aluminium sebagai logam yang erat sekali
hubungannya dengan kehidupan kita, digunakan dalam berbagai bidang dan
merupakan bahan baku utama bagi banyak industri. Diantara Non-Ferrous Metal,
Nickel digolongkan pada logam berat seperti halnya dengan Cu, Pb, Zn, dll.
Sifatnya pada udara terbuka dan air laut, lebih stabil dari besi, lebih sulit teroksidasi, dan sifat-sifat
mekanisnya juga baik sekali. Dalam lingkungan alkalis nickel mempunyai sifat tahan korosi.
Tipe dari
nikel yang diperdagangkan tergantung dari tujuan pemakaiannya, terdapat logam
nikel berkadar tinggi, Ferronikel dengan kadar 18-28% Ni dan Matte dengan 75%
Ni. Kegunaan dari Ni antara lain adalah sebagai katoda dalam vakum tube,
bagian-bagian yang tahan korosi dari perlengkapan industri kimia, catalycator,
plating (coating), dan sebagai pelapis mata uang logam. Ferronikel dengan
sulfid terutama digunakan dalam pembuatan besi baja tahan korosi dan besi baja
tahan panas.
3.3 Sifat -
Sifat Logam Nikel
Nikel termasuk salah satu unsur kimia
yang banyak terdapat dialam semesta. Walaupun demikian diantara 90 buah unsur
kimia yang membentuk kerak bumi, nikel hanya menempati urutan ke - 24 dan jumlah yang diperkirakan sekitar 0,01%.
Disamping itu sampai saat ini yang menjadi inti dari muka bumi juga terdiri
dari nikel, dimana juga banyak didapati dalam cosmos, solar atmosphere, dan ± 5 - 15% dari batu-batuan atau logam meteorit terdiri dari
nikel. Nikel merupakan jenis logam yang berwarna kelabu perak dan memiliki
sifat logam yang kekuatan dan kekerasannya menyerupai besi. Daya tahan terhadap
korosi dan karat lebih dekat dengan tembaga. Kombinasi dari sifat-sifat yang
lebih baik inilah yang terutama menyebabkan penggunaan nikel begitu luas, dari
bagian-bagian kecil alat elektronika sampai peralatan alat-alat besar. Sifat
yang menguntungkan lebih nyata dalam bentuk aliase. Oleh karena itu lebih dari
70 % dari logam nikel digunakan dalam bentuk aliase.
Aliase baja biasanya dibuat dari bahan
logam nikel murni, tetapi dengan berkembangnya teknik pembuatan besi baja
pemakaian nikel dalam bentuk ferronikel yaitu aliase nikel dan besi bentuk
stainless steel (baja tahan karat), dll.
3.4 Kegunaan Logam Nikel
Salah satu pemakaian nikel dalam bentuk
logam murni adalah pelapisan untuk menambah kekerasan, daya tahan terhadap
korosi, ketahanan terhadap kepudaran dan kekaratan terhadap permukaan. Selain itu
digunakan sebagai bahan pelapis mata uang dan industri kimia.
Pemakaian dalam bentuk aliase terutama
aliase dengan besi terdapat dalam industri alat angkut, permesinan baja,
konstruksi baja, alat pembangkit tenaga listrik, alat pertanian, alat
pertambangan, bagian dari mesin berkecepatan tinggi dan bagian yang bersuhu
tinggi. Dan terutama dengan makin bertambahnya pemakaian stainless steel,
disamping juga untuk kebutuhan nikel sebagai paduan elemen pada mesin-mesin
lainnya.
3.5 Penampang Umum Endapan Biji Nikel didaerah SulTra
Penampang umum endapan bijih nikel di daerah sultra sebagai
berikut :
1.
Lapisan
Pertama, terdiri dari tanah hasil pelapukan dengan bongkah-bongkah bijih
laterit keras, memiliki warna coklat kemerahan, tebal lapisan antara 0 – 2
meter.
2.
Lapisan
kedua, merupakan tanah yang sudah sangat lapuk, berwarna kuning coklat,
mengndung nikel dan besi dalam perbandingan tidak tentu. Tebal lapisan antara 2
– 4 meter. Lapisan kedua ini adalah zona limonit.
3.
Lapisan
ketiga, menrupakan tanah yang sudah sangat lapuk, berwarna coklat kekuningan
sampai kehijauan dengan banyak urat – urat garnerit krisoprat, memiliki kadar
nickel relatif tinggi antara 2 – 4 %. Lapisan ini adalah zona saprolit.
4.
Lapisan
keempat, yang terdiri dari batuan peridotit serpentit yang agak lapuk dengan
sedikit urat – urat garnerit dari krisoprast. Batuan ini merupakan bijih keras
nikel yang tidak tentu.
5.
Lapisan
bawah merupan batuan induk dari peridotit serpentinit yang belum lapuk dengan
kandungan Fe ± 5 % dan Ni + Co ± 3 %
3.6 Penambagan Bijih Nikel (Nickel Ore)
Kegiatan
penambangan dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan ekspor biji nikel dan sebagai
umpan pabrik ferronikel. Adapun tahapan kegiatan penambangan adalah sebagai
berikut :
1.
Eksplorasi
Dalam
usaha mencari cadangan bijih nikel (nikel ore) di lakukan penyelidikan baik
secara umum (geologi permukaan), eksplorasi pendahuluan, eksplorasi detail,
sampai keperhitungan cadangan untuk mengetahui seberapa jauh kandungan nikel
yang ada pada daerah tersebut. Upaya tersebut dilakukan dengan pengambilan
contoh (sample) dengan menggunakan alat bor.
2.
Pengupasan
tanah tertutup ( oven burden )
Sebelum dilakukan penambangan, daerah
tambang dibersihkan dari pohon – pohon dan semak – semak, setelah itu dilakukan
stripping (pengupasan) lapisan tanah tertutup, sampai pada kedalaman tertentu.
Pelaksanaan tersebut diatas semuanya dikerjakan menggunakan alat dorong
(bulldozer).
3.
Penambangan
Kegiatan
selanjutnya adalah penambangan yang termasuk dalam klasifikasi tambang –
tambang terbuka (Open cut mining) dengan menggunakan alat alat produksi sebagai
berikut :
a.
Bulldozer
sebagai alat dorong
b.
Dozer
Shovel sebagai alat gali dan muat
c.
Dump
Truck sebagai alat angkut
4.
Pengangkutan
Selanjutnya
dilakukan kegiatan pengangkutan dari daerah penambangan ke tempat penyimpanan
ore baik untuk kegiatan untuk umpan pabrik maupun untuk yang langsung di
ekspor, dengan menggunakan alat transportasi yaitu dump truck yang berkapasitas
15 – 30 ton.
5.
Penumpukan
Bijih
Nikel baik untuk umpan pabrik maupun untuk ekspor, sebelum di tumpuk di stock
yard yang berupa batuan besar atau boulder ( > 20 cm ) terlebih dahulu
disaring pada saringan tetap.
6.
Pencampuran
Pencampuran
(blending) pada stock yard antara bijih dari berbagai kadar, untuk memperoleh
bijih berkualitas ekspor. Dari stock yard bijih nikel dibagi dalam dua bagian,
sebagian diangkut ke kapal ekspor dengan menggunakan suatu alat belt conveyor
dan tongkang untuk diekspor dan sebagian lagi di masukkan ke pabrik untuk di
olah atau sebagai umpan pabrik.
3.7 Proses produksi Ferro Nikel
Pengolahan bijih nikel pada PT.ANTAM
(Persero) Tbk. UBPN Sulawesi Tenggara menggunakan metode Ellkeem dengan jenis proses produksi continous dimana prosesnya terdiri dari beberapa tahap yakni :
a.
Tahap
Praolahan (Ore Prepaation)
b.
Tahap
Peleburan (Smelting)
c.
Tahap
Pemurnian (Refining)
d.
Tahap
Pencetakan dan Pengepakan (Casting)
3.7.1
Tahap Praolahan
Tahap
Praolahan yang dilakukan bertujuan untuk mempersiapkan bijih sebelum memasuki
proses peleburan. Hal ini dilakukan agar bijih yang masuk ke peleburan memenuhi
berbagai persyaratan yang telah ditentukan, antara lain menyangkut ukuran,
kadar bijih, Moisture Content (MC) atau air lembab, LOI (Lost Of Ignation) atau air kristal, dan lain-lain.
Bahan
baku yang terdiri dari bijih nikel, anthrasit, dan batu kapur sebelum
diumpankan ke rotary kiln terlebih dahulu mengalami proses ore blending, ore
handling pada rotary dryer dan tahap kalsinasi pada rotary kiln.
a. Ore Blending
Penanganan bijih mencakup proses
penerimaan bijih, pencampuran bijih dan penampungan bijih. Setelah proses
penambangan wet ore (bijih basah) yang diperoleh dibawa ke Departemen Bahan
Baku. Pada proses ore blending ini, ukuran bijih basah masih beragam dengan MC,
sekitar 28 – 30%. Setelah dianalisa, kemudian ditentukan presentase pencampuran
bijih yang digunakan sebagai umpan.
b. Ore Handling
Proses ore
handling meliputi: ore receiving, ore
drying, ore sizing dan ore mixing.
·
Ore Receiving
Bijih nikel basah (wet ore) dimasukkan ke SOM (Shake
Out Machine), akan terpisah secara manual lewat saringan yang berukuran 20 x 25cm. Bijih yang berukuran < 15 – 20 cm akan ditampung dalam
loading hopper yang selanjutnya ditransportasikan oleh belt conveyor ke rotary
dryer. Sedangkan bijih yang berukuran > 20 cm tidak dipergunakan.
Gambar 3.2 Shake Out Machine (S.O.M.)
·
Ore Drying
Proses
pengeringan bijih dilakukan di rotary dryer. Rotary dryer memiliki dimensi
panjang 30 m dan diameter 3,20 m dengan putaran 1,5 rpm. Rotary dryer ini
digerakkan oleh motor penggerak. Proses ini bertujuan untuk mengurangi
kandungan air lembab (MC) dalam bijih sekitar 30 – 40 % menjadi
± 21 %. Penentuan MC menjadi
21 – 23 % dikarenakan karena pada kondisi
tersebut yang paling baik untuk mereduksi nickel losses, mengurangi polusi yang
akan dihasilkan, dan untuk keawetan mesin. Proses pengeringan dalam rotary
dryer berlangsung sekitar 30 menit. Bahan bakar yang digunakan untuk rotary
dryer adalah batu bara sebagai bahan bakar utama dan minyak sebagai bahan bakar
penunjang. Pemilihan batu bara dikarenakan biayanya murah dan mudah didapatkan.
Pengeringan bijih diakibatkan oleh terjadinya kontak langsung antara udara
panas dari Burner dengan bijih dalam suatu tanur yang berputar.
Pemanasan
dalam rotary dryer berlangsung secara parallel flow artinya aliran udara panas
dari burner searah dengan arah aliran masuk material. Temperatur udara panas
yang masuk pada rotary dryer sekitar 400oC – 800oC dan
disesuaikan dengan kadar air yang terkandung dalam ore. Pengeringan dalam
rotary dryer akan menghasilkan gas, disamping material kering, gas buang yang
mangandung debu dan abu akan masuk ke dalam multicyclone untuk dikumpulkan,
sementara gas yang ringan akan tertarik oleh exhaust fan untuk kemudian dibuang
ke atmosfir melalui stack.
Gambar 3.3 Rotary Dryer (R.D.)
·
Ore Sizing
Debu yang terkumpul dari
multicyclone akan ditarik ke double flap dumpper, jatuh ke dust belt conveyor
dan kemudian menuju ke belt conveyor yang berisi bijih hasil pengeringan yang
akan menuju ke vibrating screen, untuk selanjutnya mengalami proses penyaringan
dengan ukuran harus < 30 mm sementara ukuran > 30 mm akan masuk kedalam
Impeller Breaker untuk proses crushing. Penentuan ukuran tersebut dikarenakan
pada ukuran tersebut maka kadar LOI yang terdapat pada material lebih mudah
tereduksi.
·
Ore Mixing
Dari belt conveyor material akan
masuk ke shuttle conveyor dan selanjutnya akan masuk ke dalam 7 buah bin yang
masing-masing berkapasitas 120 ton. 2 bin akan digunakan sebagai tempat
penampungan ore dan selanjutnya akan diumpankan ke rotary kiln setelah mengalami
proses pencampuran dengan sub material lainnya yaitu batu bara, anthrasit dan
limestone. Penggunaan batu bara dan anthrasit sebagai bahan pereduksi sedangkan
batu kapur berfungsi untuk melindungi dinding ladle yang terdiri dari batu
tahan api (brick) agar tidak cepat aus. 1 bin yang lain digunakan untuk
pencampuran dalam pembuatan pellet. 3 bin lainnya dengan kapasitas 70 ton untuk
menampung limestone, anthrasit, coal dan 1 bin sebagai cadangan. Semua material
dari setiap Bin akan dialirkan masing-masing melalui sebuah belt conveyor yang
dilengkapi timbangan (poidmeter). Dengan menggunakan poidmeter (constant feed
weigher), material yang sudah ditampung dalam bin yaitu : conditioned ore,
anthrasit, limestone dan coal, ditimbang secara otomatis dan dengan setting
yang telah ditentukan. Campuran bijih kering, batu kapur, anthrasit dan batu
bara akan diumpankan ke dalam rotary kiln dengan menggunakan belt conveyor.
Gambar 3.4 : Rotary Kiln (R.K.)
c. Tahap Kalsinasi
Material yang sudah tercampur
seperti ore dryer, antrasit, limestone dan coal yang telah ditimbang di
poidmeter, diangkut oleh belt conveyor ke rotary kiln untuk mengalami proses
kalsinasi. Rotary kiln dilengkapi dengan barner yang terpasang pada ujungnya,
udara panas yang dihembuskan berlawanan arah dengan laju material yang masuk.
Proses kalsinasi ini bertujuan untuk mengurangi kadar LOI (Lost of Ignation) ≤
0,01. Kadar LOI yang tinggi akan mengganggu kestabilan dalam tanur yang dapat
mengakibatkan goncangan yang kuat di dalam tanur. Rotary Kiln memiliki dimensi
panjang 90 m utuk FeNi I dan II, sedangkan FeNi III 110 m, diameter 3 m dan
kemiringan 20.
3.7.2
Tahap Peleburan
Proses peleburan adalah proses
dimana calcine hasil dari proses kalsinasi pada rotary kiln diolah dalam tanur
listrik untuk memisahkan crude FeNi dengan slag melalui proses reduksi. Proses
peleburan dilakukan dalam tanur listrik yang berkapasitas 25 MVA unit 1, 40 MVA
unit 2, dan 60 MVA unit 3 yang bagian dalamnya dilapisi brick. Pada tanur
listrik dilengkapi dengan 3 buah elektroda yang berfungsi sebagai pelebur dari
calsain tersebut.
Calcine yang dihasilkan oleh rotary kiln
dengan temperatur ≥ 450°C sebelum
diumpankan dalam tanur listrik diangkut dengan menggunakan sistem container
car, kemudian diangkat ke atas dengan menggunakan over head crane dan ditampung
dalam 10 buah top bin yang berkapasitas masing-masing 50 ton, yang terpasang di
lantai bangunan tanur listrik. Dari top bin calcine diumpankan ke dalam tanur
melaui chute yang kakinya terpasang mengelilingi tanur listrik. Dalam tanur
listrik terjadi peleburan calcine dan menyelesaikan reduksi senyawa yang
terdapat di dalam bijih oleh fixed carbon.
Dari leburan itu terbentuk dua
fase yaitu, fase cair yaitu fase slag dan fase metal / nikel. Slag berperan
penting dalam mengatur komposisi logam cair karena merupakan bahan perantara
terjadinya reaksi kimia. Unsur yang terbentuk dari hasil reduksi di dalam bijih
adalah logam ferronikel. Pemisahan antara logam ferronikel dan slag di dalam
tanur adalah lapisan atas adalah Slag dengan tebal lapisan mencapai 1-1,5 m,
sedangkan lapisan logam ferronikel
berkisar anatara 40–80 cm.
Slag dikeluarkan dari tanur
listrik setiap 90.000 KWh sebanyak 90
ton dengan temperatur dengan kira-kira 1550° C dan dialirkan ke dalam kolam air sehingga tergranilasi
menjadi butiran-butiran yang berukuran 5–10 cm. Logam (metal) ferronikel dikeluarkan dalam tanur listrik. Logam ini
disebut crude ferronikel yang masih perlu dimurnikan di departemen
pemurnian untuk mendapatkan ferronikel dengan komposisi sesuai permintaan.
3.7.3
Tahap Pemurnian
Tahap
pemurnian bertujuan untuk memurnikan crude FeNi menjadi metal FeNi (produk)
sesuai standar produk. Proses pemurnian terdiri dari dua proses yaitu :
a. Proses De-Sulphurisasi (De-S)
Proses
ini bertujuan untuk menurunkan kadar sulfur yang terdapat pada crude Fe-Ni
hasil peleburan menjadi < 0,03.
Bahan yang digunakan yaitu :
·
calsium
carbide ± 200 kg/heat
·
soda ash ± 10 kg/heat
·
fluor spar
± 10 kg/heat
Bahan-bahan tersebut digunakan
untuk mengikat sulphur pada proses de-S. Prosesnya yaitu crude FeNi dicampur
dan diaduk dengan calsium carbide, soda ash, fluor spar dalam satu ladle yang
disebut shaking converter dengan
kapasitas 16 ton FeNi. Proses De-S ini berlangsung sekitar ± 35 menit.
Temperatur metal selama proses harus berkisar ± 13500 C. Hasil dari
proses ini akan menghasilkan metal FeNi high carbon dan low carbon.
b. Proses Oksidasi
·
Proses
Oksidasi dilakukan pada produk low carbon untuk menurunkan kadar silika, fosfor
melalui proses peniupan oksigen ke dalam crude FeNi dengan menggunakan bahan :
Oksigen dan Kapur bakar dan batu kapur berfungsi untuk mengontrol basicity dan temperatur
·
Proses De-Silikonisasi yaitu proses menghilangkan kandungan
silica dalam crude FeNi < 0,05. Jika
kadar silica dalam crude FeNi tinggi maka proses de-silikonisasi berlansung dua
kali.
·
Proses
De-Carbonisasi yaitu proses penghilangan kandungan unsur pengotor seperti 1,5%
C, 0,3% Si dan 0,8% Cr di dalam crude FeNi yang akan dimurnikan untuk
mendapatkan kadar yang diinginkan melalui peniupan oksigen.
·
P (De-Phosporisasi), yaitu proses penghilangan kadar Fosfor dalam crude FeNi. Fosfor ini
akan mengalami oksidasi yang akan diikat oleh CaO untuk membentuk slag.
·
Proses
Oksidasi berlangsung ± 1,5 jam dengan temperatur crude FeNi ± 14500
C. Proses ini menghasilkan metal FeNi dan slag dimana slag tersebut akan
dibuang.
3.7.4
Tahap Pencetakan dan Pengepakan
Metal FeNi yang telah mengalami pemurnian selanjutnya dibawa ke
Departemen Casting untuk dicetak menjadi bentuk yang diinginkan oleh pihak
pembeli. Hasil cetakan pada PT. ANTAM
(Persero) Tbk. UBPN Sultra yaitu berbentuk Shot.
Shot merupakan metal FeNi dalam
bentuk butiran, Proses pencetakannya dimulai dari metal
FeNi hasil peleburan dan dituangkan kedalam sebuah ladle yang
mempunyai lubang kemudian melalui lubang tersebut metal akan mengalir ke
cetakan/mold yang bergerak pada link
berbentuk rantai dimana kecepatan
pergerakan mold dikendalikan oleh operator pada control room. Metal dari hasil
pemurnian dimasukkan ke dalam ladle shot yang kemudian dituang ke dalam kolam
granulasi dengan kecepatan penuangan 800 – 1200 kg / menit. Bersamaan dengan
itu disemprotkan dengan air bertekanan tinggi dari jet pump sehingga akan
terbentuk granul atau bulatan. Metal
yang sudah berbentuk shot yang ada dalam kolam granulasi ditransfer oleh belt
conveyor ke alat pengering lalu dimasukkan ke dalam pengayak putar yang
selanjutnya ditampung dalam shot car lalu ditimbang dan dibungkus dalam bag
(pembungkus khusus) yang berkapasitas ± 1000 kg.
Jenis produksi yang dihasilkan
PT.ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sulawesi Tenggara yaitu:
a.
Produksi High Carbon
(HC)
High Carbon Shot
b.
Produksi low Carbon
(LC)
Low Carbon Shot
Refining &
Casting
|
Desilikonisasi
|
Electric Furnace
|
Shaking Converter
|
Nickle Ore
|
Shake Out Machine
|
Rotary Dryer
|
Impeller Breaker
|
Riffle Flow
Screen
|
Coal Firing
|
Dust Collector
|
Rotary Kiln
|
Bin Condition Ore
|
Utility
- PTL
- Circulasi
Water & Oxygen Plan
- Water
Huko-Huko Intake
|
Pelletizer
|
Fe-Ni Shot
|
Shot Casting
|
Desulphurisasi
|
Gambar 3.5 Diagram Proses Produksi
Ferro-Nickel (FeNi)
BAB IV
TEORI DASAR ROTARY KILN
4.1 Pengertian Rotary Kiln
Rotary kiln adalah
suatu alat untuk mengkalsinasi ore yang terbuat dari plat yang didalamnya
dilengkapi dengan bric, pada bagian depannya dilengkapi dengan hood untuk
pembakaran sedangkan pada bagian belakangnya dilengkapi dengan dust chamber,
alat ini berputar pada empat buah roller dengan kemiringan 2,5/100yang
ditunjukan untuk memudahkan aliran
condition ore yang akan dibakar. Biji yang discharge dan selama itu dibakar
heavy oil burner menjadi calcine ore, charging dilakukan oleh dari chute pada
bagian atas dari dust chamber dan untuk mencegah supaya ore tidak masuk
kedustchamber pada charge dipasang end plate. Tujuan sistem kerja rotary kiln
adalah mengurangi kadar air dengan cara dipanaskan dengan menggunakan suatu
alat yaitu burnner.
Gambar 4.1. Rotary Kiln Pada FeNi III
4.2 Bagian-Bagian Rotary Kiln
4.2.1 Roller
Roller adalah suatu bagian dari
rotary kiln yang berfungsi sebagai tempat dudukan kiln yang digunakan untuk
memutar kiln.
Gambar
4.2. Roller pada kiln III
4.2.2 Tyre
Tyre adalah suatu bagian dari rotary kiln
yang berfungsi sebagai media penghubung antara kiln dengan roller.
Gambar
4.3. Tyre pada kiln III
4.2.3 Get Gear
Get gear adalah bagian dari
rotary kiln yang digunakan sebagai media untuk memutar kiln yang berada didalam
gear box.
Gambar 4.4. Girth
Gear
4.2.4 Gear Box
Gear box adalah bagian dari rotary kiln
yang berfungsi sebagai pengatur/penhantar putaran dari motor ke rotary kiln.
Gambar
4.5. Gear Box
4.2.5 Burnner
Burner adalah bagian dari rotary
kiln yang berfungsi sebagai pembakaran kalsain, dan juga untuk mencampur bahan
bakar dengan udara pada proposisi diantara batas kemampuan menyala, dan juga
untuk menjaga kondisi pembakaran yang stabil dan kontinyu.
Gambar
4.6. Burner
4.2.6 Thruster
Traster adalah bagian dari rotary kiln
yang berfungsi untuk mengetahui naik turunnya rotary kiln.
Gambar 4.7.
Thruster
4.2.7 Oil Sell
Oil sell adalah bagian dari rotary kiln
yang berfungsi sebagai penahan oil agar tidak bocor dan juga sebagai penahan
debu agar tidak masuk kedalam gear box.
Gambar 4.8 oil sell
4.2.8 Blower
Blower adalah bagian dari rotary kiln
yang berfungsi untuk membantu mendorong udara didalam burner.
4.2.9 Kopling
Kopling adalah suatu alat yang
berfungsi sebagai media penghubung antara motor dengan gear box.
Gambar 4.9. Kopling
4.3 Prinsip Kerja Rotary Kiln
Perputaran kiln
yang berlawanan arah dengan arah jarum jam dan dengan posisi kiln yang miring
menyebabkan terjadinya gaya dorong umpan sehingga material bisa bergerak keluar
kearah clinker cooler setelah mengalami kontak dengan gas panas.
4.4 Mekanisme Kerja
Rotary Kiln
Umpan kiln dari preheater akan masuk melalui inlet chamber.
Tenaga gerak dari motor dan main gear menyebabkan kiln berputar. Perputaran
pada kiln diatur oleh girth gear yang berfungsi sebagai pengaman dan mengurangi
beban main gear. Karena pengaruh kemiringan dan gaya putar kiln, maka umpan
kiln akan bergerak perlahan disepanjang kiln.
Dari
arah yang berlawan gas panas hasil pembakaran batu bara dihembuskan oleh burner,
sehingga terjadi kontak panas dan perpindahan panas antara umpan kiln dengan
gas panas. Pembakaran akan terus berlangsung sampai terbentuk klinker dan akan
keluar menuju clinker cooler. Selama proses pembakaran, material akan melewati
4 zone dalam kiln dengan range suhu yang berbeda-beda sehingga dalam kiln akan
terjadi reaksi kimia pembentukan senyawa penyusun semen.
4.5 Rumus Perhitungan
Putaran Pada Rotary Kiln
Untuk menghitung
putaran pada rotary kiln menggunakan persamaan sebagai berikut :
Dimana :
nm = kecepatan Putaran Motor
n2 =
Kecepatan Putaran Pinion
r = Rasio
ngg = Kecepatan putaran gird gear
dpin = diameter pinion
dgird = diameter gird gear
4.6 Sistem Pemeliharaan Pada Rotary Kiln
Setiap operasi pekerjaan yang
menggunakan mesin selalu berusaha untuk mencapai pemeliharaan yang baik dalam
bentuk avability peralatan yang banyak dengan biaya pemeliharaan yang rendah.
Hal tersebut dimaksutkan untuk menekan ongkos produksi serendah mungkin agar
memperoleh keuntungan yang tinggi dan hal ini selaras dengan fungsi dari
pemeliharaan. Tujuan pemeliharaan adalah untuk menjamin availabilityperalatan
yang banyak dengan biaya yangoptimal atau serendah mungkin, namun dengan
kualitas dan keselamatan yang terjamin.
Berdasarkan tujuan diatas
tersebut maka sasaran utama dari pemeliharaan adalah untuk:
1.
Memperpanjang umur peralatan/alat
2.
Menjamin kelangsungan operasi
3.
Menjaga produktivitas alat agar tetap optimal
4.
Mengontrol biaya peralatan (biaya produksi ditekan serendah
mungkin)
5.
Meningkatkan keselamatan alat.
4.6.1 Schedule Maintenance
Efektifitas
kegiatan pemeliharaan peralatan bertujuan untuk memperpanjang usia dari
peralatan karena terjadinya kerusakan pada peralatan tidak dapat dipastikan
dengan tepat, yang bisa dilakukan adalah memperkirakan dan melakukan
pemeliharaan sebelum terjadi kerusakan yang menimbulkan kemacetan produksi yang
dapat mengakibatkan kerugian produksi pabrik yang otomatis dapat mengurangi
pendapatan pabrik.
Agar sistem pemeliharaan yang kita
lakukan dapat mencapai sasaran, maka sangat penting untuk melakukan suatu
pemeliharaan yang terjadwal (schedule maintenance) agar kegiatan pemeliharaan
dapat berjalan dengan teratur.
Schedule Maintenance adalah sebuah
strategi pemeliharaan yang bertujuan untuk memperpanjang usia dari peralatan
dan mencegah terjadinya kerusakan lebih lanjut yang dilakukan secara periodik
dan terjadwal dalam interval waktu tertentu.
Akan tetapi Schedule Maintenance juga
memiliki beberapa kendala baik dalam perancangan maupun dalam pelaksanaannya,
yaitu:
1.
Tanpa data-data yang menandai maka interval waktu
pemeliharaan yang akurat tidak dapat ditentukan.
2.
Interval waktuu pemeliharaan akan berubah seiring dengan
pembebanan mesin.
3.
Karena rekomendasi dari pabrik pembuatan alat tidak berbasis
pada aktual, maka interval waktu pemeliharaan tidak akurat.
4.6.2 Breakdown
Maintenance
Selain Schedule
Maintenance terdapat juga suatu pola pemeliharaan yang sangat berbeda dengan
schedule maintenance dan memiliki karakter yang berbeda-beda yaitu Breakdown
Maintenance. Breakdown Maintenance adalah strategi pemeliharaan dengan cara
mesin dioperasikan sehingga alat tersebut rusak, baru kemudian diperbaiki atau
dirawat.
Kekurangan Breakdown Maintenance adalah:
1.
Biaya perwatan tinggi
2.
Kehilangan produksi karena berhentinya mesin dalam waktu
yang relative lama disebabkan karena kegiatan pemeliharaan yang dilakukan
adalah kegiatan perawatan berat.
3.
Keselamatan kerja tidak terjamin
4.
Kondisi mesin tidak dapat diketahui
5.
Tidak dapat merencanakan waktu, tenaga, serta biaya
perawatan.
4.6.3 Preventive Maintenance
Agar sistem perawatan yang kita
laksanakan dapat mencapai sasaran, maka sangat penting untuk melakukan sebuah
perawatan terjadwal (preventive maintenance) agar kegiatan perawatan dapat
berjalan dengan teratur.
Preventive
Maintenance adalah sebuah strategi perawatan yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya kerusakan lebih lanjut secara periodik dan terjadwal dalam interval
waktu tertentu.
Akan
tetapi preventive maintenance juga memiliki beberapa kendala baik dalam
perencanaan maupun dalam pelaksanaan, yaitu:
1.
Tanda-tanda operasi yang memadai tidak interval waktu
perawatan yang akurat tidak dapat ditentukan.
2.
Interval waktu akan berubah seiring dengan pembebanan mesin.
3.
Karena rekomendasi dari pabrik pembuat alat tidak berbasis
pada actual, maka interval waktu perawatan tidak akurat.
4.6.4 Predictive Maintenance
Predictive maintenance merupakan
perawatan yang dilakukan dengan memprediksikan kondisi suatu alat. Predictive
maintenance dapat dilakukan dengan menggunakan suatu alat analisa terhadap suatu
bagian yang akan di periksa. Permasalahan yang timbul adalah tinginya biaya
pembelian analisa yang mendukung perencanaan pemeliharaan.
Adapun
kelebihan predictive maintenance adalah sebagai berikut:
1.
Dapat mengetahui kondisi yang terjadi pada suatu alat
2.
Mencegah kerusakan yang lebih lanjut
3.
Mesin tidak perlu dihentikan pada waktu pemeriksaan
4.
Pemeriksaan kapan saja dilakukan.
4.6.5
TPM (Total
Preventive Maintenance)
Total Preventive
Mainteance merupakan profesional manajemen tentang perawatan mesin,
implementasi TPM diarahkan untuk merubah habit atau kebiasaan melalui
traning-traning yang dijalankan, TPM bukanlah sekedar teori tetapi dikembangkan
dari best prectice dan menjadi suatu proven method (metoda yang terbukti) yang
telah diterapkan diberbagai penjuru dunia.
Materi pembelajaran
dalam traning ini mengulas dari berbagai sudut. Melalui dari bagaimana merubah
pola pikir, orang dan sistem. Setelah itu hasilnya akan merubah area kerja
(mesin, lingkungan kerja, sistem, dan membuat zero accident, melatih
sensitifitas terhadap suatu bahaya, overhauling suatu mesin, melihat detail dan
sistem kerja suatu mesin sampai dengan training leardership, ceara membuat
laporan ampai dengan cara membuat bahan presentasi dan melatih diri presentasi
didepan umum. Selain itu program ini menggunakan metode sharing, diskusi,
latihan dan study kasus.
4.7
Pemeliharaan Rotary
Kiln
Setiap alat
membutuhkan pemeliharaan untuk menjamin availabilitynya. Pada rotary dryer
terdapat 3 kali pemeriksaan untuk menjamin tercapainya kondisi alat yang
sempurna. Ketiga bagian pemeriksaan tersebut adalah pemeriksaan sebelum
operasi, pemeriksaan selama operasi, dan pemeriksaan setelah operasi.
4.7.1 Pemeriksaan
Sebelum Operasi
Sebelum rotary
dryer beroperasi maka bagian-bagian yang dianggap perlu untuk mendapat perhatian
atau pemeriksaan sebagai berikut:
1.
Memeriksa baut pengikat dan arah putaran dari main motor.
2.
Melakukan condition monitoring.
3.
Memeriksa kekencangan semua baut pengikat, oli pelumas pada reducer dan
coupling gear, kondisi pompa air dari main reducer.
4.
Memeriksa kekencangan semua baut pengikat, kondisi pompa
oli, penyetelan pembukaan katub, volume oli dari forced fubrication unit.
5.
Memeriksa kekencangan baut pengikat, level oil dari Girth
Gear, pinion, dan pinion bearing.
6.
Memeriksa kekencangan baut dan level oil dari Auxiliary
Reducer dan Cam clutch unit.
7.
Memeriksa kehausan lining dari brake dan centrifugal clutch.
8.
Memeriksa kebersihan dari permukaan tyre dan roller.
4.7.2 Pemeriksaan Selama Operasi
1. Memeriksa semua bagian yan berwarna merah
(Over Heated), perubahan bentuk dan keretakan dari sell.
2. Memeriksa keretakan dari tyre, roller, dan
Roller shaft.
3. memeriksa over headted dan bantalan, keausan
dari PTFE bearing, kelonggaran baut, sistem pelumasan, sistem hidrolok dari
movable thruster.
4. memeriksa overheated dari metal bantalan,
keausan dari poros dan metal, oil sell, system oil dari roller bearing.
5. memeriksa keretakan dan perubahan bentuk
dari roller bearing bed.
6. memeriksa kontak dari gigi-gigi pinion dan
Girth Gear.
7. memeriksa overheated dari metal bantalan,
kelonggaran bearing, system pelumasan, kelonggaran dan keretakan bed dari
pinion bearing.
4.7.3 Pemeriksaan
Sesudah Operasi
1. Memeriksa kerusakan atau keausan pada brick
dari Sell.
2. Memeriksa keretakan dari Linear Below Tyre.
3. Memeriksa adjusting meal, gear moushing,
keausan dan kerusakan pada gigi-gigi gear, keausan poros dari girth gear dan
pinion bearing.
4. Memeriksa keausan dari metal bantalan,
keausan dari roller, dan keretakan dari roller bearing dan roller.
5. Memeriksa keausan kebocoran kebocoran sell
metal dari inlet air sell.
6. Memeriksa keausan grizly bar dari drayer
hood.
BAB V
KEGIATAN PEMELIHARAAN PADA KILN III
5.1
Perwatan Oil Sell Pada Rotari Kiln
Kerusakan yang
terjadi pada oil sell yang sering terjadi adalah yaitu sering terjadi
kebocoran,yang mengakibatkan oil keluar,dan jika dibiarkan oil akan habis. Cara
mengatasi hal tersebut adalah dengan cara mengganti oil sellnya.
Gambar. 5.1 Perawatan oil sell di
kiln I yang mengalami kebocoran.
Gambar.5.2 Oil sell yang
mengalami kebocoran
Gambar.5.3 Oil sell yang tidak
mengalami kebocoran
5.2 Perawatan Oil Cooler Di Kiln II
Kerusakan yang terjadi pada oil cooler di kiln II yaitu
mengalami kebocoran yang disebabkan oleh suhu yang panas sehingga cooler
bocor,akibatnya oil terus keluar dari cooler. Untuk mengatasi hal tersebut
yaitu dengan cara ditempel agar oil tidak keluar,atau juga dengan mengganti
denga oil cooler yang baru jika sudah benar-benar tidak bisa digunakan lagi.
Gambar 5.4 Perwatan cil cooler
FeNi II
5.3
Pergantian Oil Pada
Rotary Kiln Di FeNi III
Pergantian oil ini
bertujuan agar gear-gear yg ada didalam gear box tetap tahan lama dan tidak
terjadi kerusakan. Jangka waktu yang diperlukan untuk pergantian oil pada
rotary kiln FeNi III,dilakukan setiap 6 bulan sekali.
Gambar. 5.5 Pergantian oil di
kiln III
5.4 Menghitung Putaran Rotary Kiln
untuk mengetahui putaran pada
rotary kiln di FeNi III yaitu sebagai berikut:
Dik : nm = 1000 rpm
.r = 148
Pcdp = 1350 mm
Pcdg = 7700 mm
Dit : ng..???
dimana : ng = putaran
rotary kiln
Penyelesaian:
= 6,76 rpm
Ng
x np
x 6,76
Jadi kecepatan putaran yang terjadi pada rotary kiln III
adalah 1,19 rp
BAB VI
PENUTUP
6.1
Kesimpulan
Dari hasil
pengamatan dan evaluasi yang kami lakukan selama melaksanakan Kerja Praktek di
PT. ANTAM, Tbk. UBPN Pomalaa, maka kesimpulan yang dapat kami ambil adalah
sebagai berikut :
1.
Rotary kiln adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengkalsinaso ore, yang juga berfungsi sebagai penghilang kadar air,
2.
Perawatan yang dilakukan pada rotary kiln terdiri
dari,perawatan sebelum operasi,perawatan selama operasi, dan perwatan setelah
operasi.
3.
Prinsip kerja rotary kiln adalah Perputaran kiln yang
berlawanan arah dengan arah jarum jam dan dengan posisi kiln yang miring
menyebabkan terjadinya gaya dorong umpan sehingga material bisa bergerak keluar
kearah clinker cooler setelah mengalami kontak dengan gas panas.
4.
Salah satu perawatan yang sering dilakukan adalah pergantian
oil setiap 6 bulan sekali,hal ini dilakukan agar gear-gear yang berada dalam
gear box tetap terjaga,dan tidak mengalami kerusakan.
5.
Untuk mencari berapa kecepatan putar rotary kiln digunakan
persamaan (nm/r) putaran motor dibagi dengan rasio antar motor dengan
gear box, hasil bagi dari Putaran motor dengan rasio adalah hasil dari
kecepatan putaran pinion. Kemudian (np/r) kecepatan putaran pinion
dibagi dengan rasio antara pinion gear dengan girth gear,hasil bagi antara
putaran pinion dengan rasio adalah hasil dari kecepatan girth gear. Sedangkan
kecepatan putaran girth gear sama dengan kecepatan putaran rotary kiln.
6.
Didalam rotary kiln terjadi pembakaran ore,yang disebut
dengan proses kalsinasi.
7.
Proses pembakaran ore terjadi diburner. Burner yaitu suatu
alat yang berfungsi sebagai pembakaran.
6.2
Saran
Untuk meningkatkan
kinerja di PT. Antam (Persero), Tbk. UBPN Sulawesi Tenggara agar menjadi
korporasi global berbasis pertambangan dengan pertumbuhan sehat dan standar
kelas dunia sesuai dengan kebijakan dan mutu yang diterapkan olehperusahaan
maka saran kami adalah sebagai berikut.
1.
Sebaiknya diruang Maintenance Mechanichal diberikan warless
agar peserta praktek dapat melakukan browsing internet untuk mencari bahan
referensi laporan.
2.
Sebaiknya setiap peserta kerja praktek diberikan fasilitas
alat ukur bila diperlukan untuk pengambilan data selama melakukan kerja
praktek.
3.
Sebaiknya untuk perusahaan dapat menyiapkan penginapan/mess
selama melakukan kerja praktek.
4.
Bagi para pembibing kerja praktek diharapkan dapat saling
bekerja sama dengan mahasiswa yang melakukan kerja praktek.
DAFTAR PUSTAKA
· Referensi Perpustakaan Maintenance Planning Department.
· Laporan Kerja Praktek Tahun 2013. PT. ANTAM (Persero) Tbk – Universitas Haluoleo.
· Copyright 2011 – PT. Putranata Adi Mandiri – sole agent Prüftechnik AG. “Condition Monitoring & Vibration Fundamentals”. Germany.
LAMPIRAN GAMBAR
Ruang kerja perwatan pesawat angkat
Tempat pengolahan debu
Produk fero nikel yang siap dikirim
Parkiran alat berat
Produk Fero Nikel
Pergantian oli di Pump For Thruster
Ruang mechanical maintenance
Ruang perawatan kompresor
SOM
Pengambilan data rotary kiln III
Belt konveyor
Alat pengolahan debu
Penampungan batu bara
Platisher
Pengecekan rotary kiln FeNi III
Rotary kiln FeNi III
Pembuangan slage
Control room FeNi III
Perbaikan oil cooler Kiln II
Gudang penampungan oli
Pengambilan data di kiln III
Perbaikan pompa
Safety talk
Proses peleburan metal
Dapur FeNi III
Tower air FeNi III
Shot
boleh minta file nya gag ?
BalasHapus