BAB I
MESIN FRAIS
1.1
Sejarah
Mesin Frais
Mesin
Milling ditemukan oleh Eli Whitney sekitar tahun 1818. Mesin Milling ini
melakukan operasi produksi suku cadang duplikat yang pertama dengan pengendali
secara mekanik arah dan gerakan potong dari perkakas mata potong jamak yang
berputar. Mesin Milling melemparkan logam ketika benda kerja dihantarkan
terhadap suatu pemotong yang berputar. Pemotong Milling memiliki satu deretan
mata potong pada kelilingnya yang masing-masing berlaku sebagai pemotong
tersendiri pada daur putaran. Benda kerja dipegang pada meja yang
mengendalikannya, antaranya terdapat pemotong mesin Milling tersebut.Mesin
Milling adalah mesin yang paling mampu melakukan banyak tugas dari segala mesin
perkakas. Permukaan yang datar maupun berlekuk dapat dimesin dengan
penyelesaian dan ketelitian istimewa. Pemotong sudut, celah, roda gigi,dan
ceruk dapat dapat digunakan dengan menggunakan berbagai pemotong. Pahat gurdi,
peluas lubang, dan bor dapat dipegang dalam soket arbor dengan melepaskan
pemotong dan arbor. Karena semua gerakan meja mempunyai penyetelan mikrometer,
maka lubang dan pemotongan yang lain dapat diberi jarak secara cepat.Operasi
pada umumnya dilakukan oleh ketam, gurdi, mesin pemotong roda gigi, dan mesin
peluas lubang dapat dilakukan pada mesin milling. Mesin ini membuat
penyelesaian dan lubang yang lebih baik sampai pada batas ketelitian dengan
jauh lebih baik daripada mesin sekrap. Pemotong berat dapat diambil tanpa
banyak merugikan pada penyelesaian atau ketepatannya.Milling (Frais) adalah
proses menghilangkan/pengambilan fatal-fatal dari bahan atau benda kerja dengan
pertolongan dari alat potong yang berputar dan mempunyai sisi potong, kecuali
pahat potong yang bersisi tunggal yang juga digunakan.Mesin Milling adalah
mesin perkakas untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu benda kerja dengan
mempergunakan pisau Milling (cutter) sebagai pahat
penyayat yang berputar pada sumbu mesin. Mesin Milling termasuk mesin perkakas
yang mempunyai gerak utama yang berputar, Pisau Frais dipasang pada
sumbu/arbormesin yang didukung dengan alat pendukung arbor, jika arbor mesin berputar
melalui suatu putaran motor listrik maka pisau Frais akan ikut berputar, arbor
mesin dapat ikut berputar kekanan dan kekiri sedangkan banyaknya putaran dapat
diatur sesuai kebutuhan.
1.2 Struktur Mesin
Frais
Ada mesin dimana benda kerjanya tidak bergerak namun perkakasnya bergerak
seperti mesin ketam, kempa gurdi (drill press),
mesin frais (frais machine) dan gerinda. Pada mesin pemotong frais, perkakas
yang berputar digunakan hanya pada perkakas pengebor. Mesin frais banyak
digunakan untuk memotong lubang lingkaran, membuat jalur pasak, membuat celah,
menggergaji, memfrais slab dan permukaan, memotong roda gigi dan untuk
membentuk benda yang bentuknya tidak umum. Tenaga untuk pemotongan berasal dari
energi listrik yang diubah menjadi gerak utama oleh sebuah motor listrik,
selanjutnya gerakan utama tersebut akan diteruskan melalui suatu transmisi
untuk menghasilkan gerakan putar pada spindel mesin frais.Spindle mesin frais
adalah bagian dari sistem utama mesin frais yang bertugas untuk memegang dan
memutar cutter hingga menghasilkan putaran atau gerakan pemotongan. Gerakan
pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda kerja yang telah dicekam maka
akan terjadi gesekan/tabrakan sehingga akan menghasilkan pemotongan pada bagian
benda kerja. Hal ini dapat terjadi karena material penyusun cutter mempunyai
kekerasan diatas kekerasan benda kerja
1.3 Prinsip Kerja
Tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah
menjadi gerak utama oleh sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan utama
tersebut akan diteruskan melalui suatu transmisi untuk menghasilkan gerakan
putar pada spindel mesin milling. Spindel mesin milling adalah bagian dari sistem utama mesin millingyan
bertugas untuk memegang dan memutar cutter hingga menghasilkan putaran
atau gerakan pemotongan. Gerakan
pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda kerja yang telah
dicekam maka akan terjadi gesekan/tabrakan sehingga akan menghasilkan pemotongan
pada bagian benda kerja, hal ini dapat terjadi karena material penyusun cutter
mempunyai kekerasan diatas kekerasan benda kerja.
1.4 Bagian-bagian Mesin Frais
1.
Spindle
utama
Merupakan bagian yang
terpenting dari mesin milling. Tempat. Untuk mencekam alat potong.
2.
Meja
/ table
Merupakan bagian mesin
milling, tempat untuk clamping device ataubnbenda kerja.
3.
Motor
drive
Merupakan bagian mesin yang
berfungsi menggerakkan bagian – bagian mesin yang lain seperti spindle utama,
meja ( feeding ) dan pendingin (cooling ).
4.
Tranmisi
Merupakan bagian mesin yang
menghubungkan motor penggerak dengan yang digerakkan.
5.
Knee
Merupakan bagian mesin untuk
menopang / menahan meja mesin. Pada bagian
ini terdapat transmisi gerakan pemakanan ( feeding ).
6.
Column
/ tiang
Merupakan badan dari mesin.
Tempat menempelnya bagian – bagian mesin yang lain.
7.
Base
/ dasar
Merupakan bagian bawah dari
mesin milling. Bagian yang menopang badan / tiang. Tempat cairan pendingin.
8.
Control
Merupakan
pengatur dari bagian – bagian mesin yang bergerak.
Gambar 1.1 Bagian-bagian mesin frais/milling
1.5 Kecepatan Potong dan Pemakanan
Keberhasilan pemotongan
dengan mesin frais dipengaruhi oleh kemampuan
pemotongan alat potong
dan mesin. Kemampuan pemotongan tersebut
menyangkut kecepatan
potong dan pemakanan. Kecepatan potong pada mesin frais dapat
didefenisikan sebagai panjangnya
bram yang terpotong
oleh satu mata potong pisau frais dalam satu menit. Kecepatan
potong untuk tiap-tiap bahan tidak sama. Umumnya makin keras bahan,
makin kecil harga kecepatan potongnya dan juga sebaliknya. Kecepatan potong
dalam pengefraisan ditentukan berdasarkan harga kecepatan potong
menurut
bahan dan diameter pisau frais. Jika pisau frais mempunyai diameter 100 mm maka
satu putaran penuh menempuh jarak p x d = 3.14 x 100 = 314 mm. Jarak ini
disebut jarak keliling yang ditempuh oleh mata pisau frais. Bila pisau frais
berputar n putaran dalam satu menit, maka jarak yang ditempuh oleh mata potong
pisau frais menjadi p x d x n. jarak yang ditempuh mata pisau dalam satu menit
disebut juga dengan kecepatan potong (V).
Pemakanan juga menentukan hasil pengefraisan.
Pemakanan maksudnya adalah besarnya pergeseran benda kerja dalam satu putaran
pisau frais. Pemakanan mempengaruhi gerakan bram terlepas dari benda. Faktor
dalamnya pemotongan dan tebalnya bram juga menentukan proses pemotongan.
Besarnya pemakanan dihitung dengan rumus :
Dimana :
f = Besarnya pemakanan per menit
F = Besarnya pemakanan per mata pisau
T = Jumlah mata potong pisau
n = Jumlah putaran pisau per menit
1.6 Bagian-bagian Mesin
Frais dan Kegunaannya
Mesin frais
horizontal terdiri dari komponen atau bagian (lihat gambar 1.2) sebagai berikut:
A. Lengan,
untuk memindahkan arbor.
B. Penyokong
arbor.
C. Tuas, untuk
menggerakkan meja secara otomatis.
D. Nok
pembatas, untuk membatasi jarak gerakkan otomatis.
E. Meja
mesin, tempat untuk memasang benda kerja dan perlengkapan mesin.
F. Engkol,
untuk menggerakkan meja dalam arah memaniang.
G. Tuas
pengunci meja.
H. Baut
penyetel, untuk menghilangkan getaran meja.
I. Engkol,
untuk menggerakkan meja dalam arah melintang.
J. Engkol,
untuk menggerakkan lutut dalam arah tegak.
K. Tuas
untuk mengunci meja.
L. Tabung pendukung dengan gang berulir, untuk
mengatur tingginya meja.
M. Lutut,
tempat untuk kedudukkan alas meja.
N. Tuas,
untuk mengunci sadel.
O. Alas
meja, tempat kedudukkan untuk alas meja.
P. Tuas
untuk merubah kecepatan motor listrik.
Q. Engkol
meja.
R. Tuas
untuk mengatur angka kecepatan spindle dan pisau frais.
S. Tiang
untuk mengatur turun-naiknya meja.
T. Spindle,
untuk memutar arbor dan pisau frais.
U. Tuas
untuk menjalankan mesin.
Gambar 1.2
Mesin Frais
1.7 Macam-macam Pisau Frais
Hasil-hasil bentuk dari pekerjaan mesin frais tergantung dari
bentuk pisau frais yang digunakan, karena bentuk utama frais tidak berubah
walaupun sudah diasah, jadi tidak seperti pada pahat bubut yang disesuaikan
menurut kebutuhan dan disamping bentuk-bentuk yang sudah tetap frais itu
sekelilingnya mempunyai gigi yang berperan sebagai mata pemotongnya.
Gambar
1.3 Mata pisau frais
1.8 Kepala Pembagi
Pada mesin frais selain mengerjakan pekerjaan-pekerjaan
pengefraisan rata, menyudut, membelok, mengalur dan sebagainya, dapat pula
mengerjakan benda kerja yang
berbidang-bidang atau bersudut-sudut. Yang dimaksud dengan benda kerja yang
berbidang-bidang adalah benda kerja yang
mempunyai beberapa bidang atau bersudut atau beralur yang beraturan, misalnya:
• Segi banyak beraturan
• Batang beralur
• Roda gigi
• Roda gigi cacing, dsb
Kepala pembagi ini berfungsi untuk membuat bagian pembagian atau mengerjakan
benda kerja yang berbidang tadi dalam sekali pencekaman. Dalam pelaksanaannya,
operasi tersebut diatas ada 4 cara pembagian yang merupakan tingkatan, yaitu:
1. Pembagi langsung (direct indexing)
2. Pembagi sederhana (simple indexing)
3. Pembagi sudut (angel indexing)
4. Pembagi diferensial (differensial indexing)
Keempat cara tersebut diatas memang merupakan tingkatan-tingkatan
cara pengerjaan, artinya bila dengan cara pertama tidak bisa digunakan, kita
gunakan cara kedua dan seterusnya.
1.8 Cara Kerja Kepala
Pembagi
Cara kerja kepala pembagi adalah sebagai berikut:
Pada kepala pembagi ini teipasang roda gigi cacing (worm gear) dan
poros cacing (worm shaft). Apabila poros cacing diputar 1 putaran, maka roda
gigi cacing akan berputar 1/40 putaran dan ada juga 1/80 putaran.
1.1 Roda gigi
2.1 Cacing
3.1 Plat pembagi
Gambar 1.4
Bagian dan Kepala Pembagi
Untuk mengatur
pembagian-pembagian tersebut, dilengkapi dengan plat pembagi (diving plat).
Untuk memegang benda kerja dan alat-alat bantu lainnya dilengkapi
dengan chuck dan kepala lepas (tail stock). Untuk membuat segi banyak beraturan
atau membuat roda gigi, dapat menggunakan ramus sebagai berikut:
n
= N / Z
Dimana :
n
= putaran poros cacing
N = karakteristik kepala pembagi
Z = jumlah alur atau gigi yang akan
dibuat Plat pembagi dilengkapi dengan
lubang-lubang pembagi dengan jumlah lubang
masing-masing antara lain : 15,16,17,18,19,20,21,23,24,27,29,31,
33,37,39,41,43,47,49
contoh:
1.
Suatu
benda kerja haras dibagi menjadi 8 bagian dengan jarak sama.
Jawab:
n = N
Z
= 40 = 5
8
8 Putaran poros cacing 5 putaran setiap
mengerjakan suatu bidang.
2
Suatu benda kerja harus dibagi menjadi 6 bagian sama.
Jawab :
n = N = 40 = 6 2/3 Z
6 Putaran poros cacing 6 2/3 putaran.
Untuk tepatnya pembagian tersebut harus menggunakan plat pembagi yang memiliki
lubang, apabila dibagi 3 hasilnya genap. Untuk ini dipilih pembagi dengan
jumlah 21 sehingga putaran poros cacing diputar 6 putaran ditambah 14 lubang.
1.9
Melepaskan
Piring Pembagi
Lepaskan
mur yang ada diujung sumbu cacing dan engkol pemutarnya dilepas keluar. Buka
skrup pengunci gunting dan lepaskan ring penjepitnya, kemudian gunting
keluarkan. Buka semua skrup pengikat piring pembagi dan kemudian keluarkan piring
pembagi dari sumbu cacing. Untuk pemasangan dilakukan dari kebalikan urutan
diatas.
Gambar 1.5 Cara Melepaskan Piring Pembagi
1.10 Memasang Benda Kerja Pada Kepala Pembagi
Kepala pembagi diwaktu mengfrais benda
kerja harus membuat putaran tertentu sekiter sumbunya. Spindle kepala pembagi
dapat dibuat dalam kedudukan tegak mulai 5° dibawah mendatar dan 5° lebih dari
kedudukkan tegak lurus. Benda kerja dipasang antara dua senter, satu senter
dipasang dalam lubang spindle kepala pembagi dan lainnya dipasang pada kepala
lepas.
Gambar1.6 Cara
Memasang Benda Kerja pada Kepala Pembagi
1.11 Memasang Benda Kerja Pada Penjepit Universal
Dengan Tiga Cekam
Penjepit cekam dipasang pada kepala
pembagi dalam keadaan tegak Iurus terhadap meja kerja. Penjepit cekam tiga
biasanya untuk menjepit benda kerja
yang bulat dan pendek.
Gambar
1.7 Pemasangan Benda Kerja pada
Cekam Universal
1.12 Cara Menghitung Roda Gigi
Roda gigi dibedakan dalam
tiga bentuk, yaitu : Modul (M) Daimeter pitch (DP) System cirrular pitch. Mata
pisau roda gigi (gear cutter) pun ada dua macam
sesuai nama yang akan
digunakan. Roda gigi terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut:
- Lingkaran kepala - Lingkaran tusuk
- Lingkaran kaki - Tinggi kepala
- Tinggi kaki
Rumus roda gigi system modul:
Jarak tusuk (Dt) = Z x M
Jarak antar gigi = (P) = 1
Lingkaran luar (D) = (Z +
Dalam gigi = 1,8 Tebal gigi (t) = P/2
Tinggi kepala (s) = 1 x M Tinggi kaki 0,8 M
Kebebasan gigi pada alas (f
Gambar
1.8 Perhitungan Mesin Frais
BAB II
MESIN SEKRAP
2.1 Sejarah Mesin
Sekrap
Mesin perkakas moderen dimulai pada tahun 1775, ketika
penemu dari negara Inggris bernama John Wilkinson membuat mesin bor horisontal untuk
mengerjakan permukaan silinder dalam. Sekitar tahun 1794, Henry Maudslay
membuat mesin bubut yang pertama. Sesudah itu, Joseph Withworth mempercepat
penggunaan mesin perkakas Wilkinson dan Maudslay tersebut dengan membuat alat
ukur yang memiliki kecermatan sepersejuta inchi pada tahun 1830. Penemuan
tersebut amat sangat berharga, karena pada saat itu metode pengukuran yang
cermat dibutuhkan untuk produksi massal komponen-komponen mesin yang mampu
tukar (interchangeable parts). Tujuan untuk membuat komponen yang mampu
tukar pada saat awalnya muncul di Eropa dan USA pada waktu yang bersamaan.
Sistem produksi massal sebenarnya baru diterapkan pada tahun 1798 yang
dirancang oleh Whitney. Pada waktu itu ia menerima kontrak kerja dengan
pemerintah Amerika Serikat untuk memproduksi senapan perang sebanyak
10.000 buah, dengan semua komponennya mampu tukar.
Selama abad ke 19, mesin perkakas standar
seperti mesin bubut, sekrap, planer, gerinda, gergaji, frais, bor, gurdi
telah memiliki ketelitian yang cukup tinggi, dan digunakan pada saat
industrialisasi di Amerika Serikat dan Eropa dimulai. Selama abad ke 20, mesin
perkakas berkembang dan menjadi makin akurat kemampuan produksinya. Sesudah
tahun 1920 mesin perkakas makin khusus penggunaannya. Dari tahun 1930 sampai
dengan tahun 1950 mesin perkakas yang lebih besar tenaganya dan rigid dibuat
untuk mengefektifkan penggunaanya bersamaan dengan tersedianya material
alat potong. Selama tiga dasawarsa terakhir , para ahli teknik telah membuat
mesin perkakas yang memiliki kemampuan dan kepresisian sangat tinggi dengan
digunakannya kontrol komputer. Dengan demikian memungkinkan proses
produksi menjadi sangat ekonomis.
Mesin sekrap adalah Mesin perkakas
yang digunakan untuk membentuk atau meratakan permukaan benda kerja. Mesin
sekrab horizontal mempunyai gerakan lurus bolak-balik sehingga dapat digunakan
untuk pengerjaan bidang datar.
Gambar 2.1 Mesin Sekrap
2.2 Pengertian Mesin Sekrap
Mesin sekrap adalah suatu mesin perkakas dengan gerakan utama
lurus bolakbalik secara vertikal maupun horizontal. Mesin sekrap mempunyai gerak utama bolak-balik horizontal dan
berfungsi untuk merubah bentuk dan ukuran benda kerja sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Mesin sekrap (shaping machine) disebut pula mesin
ketam atau serut. Mesin ini digunakan untuk mengerjakan bidang bidang yang rata, cembung, cekung, beralur, dan lain-lain pada
posisi mendatar, tegak, ataupun miring.
Pahat bekerja pada saat gerakan maju, dengan gerakan ini
dihasilkan pekerjaan, seperti:
1. Meratakan
bidang: baik bidang datar, bidang tegak maupun bidang miring.
2. Membuat
alur: alur pasak, alur V, alur ekor burung, dsb.
3. Membuat
bidang bersudut atau bertingkat.
4. Membentuk:
yaitu mengerjakan bidang-bidang yang tidak beraturan
2.3 Prinsip Kerja Mesin
Sekrap
Prinsip pengerjaan pada mesin sekrap
adalah benda yang disayat atau dipotong dalam keadaan diam (dijepit pada ragum)
kemudian pahat bergerak lurus bolak-balik
atau maju mundur melakukan penyayatan. Hasil gerakan maju mundur lengan mesin/pahat diperoleh dari motor yang
dihubungkan dengan roda bertingkat melalui
sabuk (belt). Dari roda bertingkat, putaran diteruskan ke roda gigi antara dan dihubungkan ke roda gigi penggerak engkol
yang besar. Roda gigi
tersebut beralur dan dipasang engkol melalui tap. Jika roda gigi
berputar maka tap
engkol berputar eksentrik menghasilkan gerakan maju mundur lengan.
Kedudukan tap dapat digeser sehingga panjang eksentrik berubah dan berarti pula
panjang langkahberubah.
2.4 Bagian Mesin Sekrap
Adapun Bagian-bagian dari mesin sekrap antara lain adalah
sebagai berikut:
Gambar 2.2 Bagian-bagian Mesin Sekrap
2.5 Jenis - Jenis Mesin
Sekrap
Mesin sekrap adalah mesin yang relatif sederhana. Biasanya
digunakan dalam ruang alat atau untuk mengerjakan benda kerja yang jumlahnya
satu atau dua buah untuk prototype
(benda contoh). Pahat yang digunakan sama dengan pahat bubut. Proses sekrap tidak terlalu memerlukan perhatian atau
konsentrasi bagi operatornya ketika
melakukan penyayatan. Mesin sekrap yang sering digunakan adalah mesin sekrap
horizontal. Selain itu, ada mesin sekrap
vertikal yang biasanya dinamakan mesin slotting/slotter.
Proses sekrap ada dua macam yaitu proses
sekrap (shaper) dan planner. Proses sekrap dilakukan untuk benda kerja yang relatif
kecil, sedang proses planner untuk
benda kerja yang besar.
2.5.1 Mesin sekrap datar atau horizontal (shaper)
Mesin jenis ini umum dipakai untuk produksi dan pekerjaan
serbaguna terdiri atas rangka dasar dan rangka yang mendukung lengan
horizontal. Benda kerja didukung pada rel silang sehingga memungkinkan benda
kerja untuk digerakkan ke arah menyilang atau vertikal dengan tangan atau
penggerak daya. Pada mesin ini pahat melakukan gerakan bolak-balik, sedangkan
benda kerja melakukan gerakan ingsutan. Panjang langkah maksimum sampai 1.000
mm, cocok untuk benda pendek dan tidak terlalu berat.
Gambar 2.3
Mesin sekrap datar atau horizontal (shaper)
2.5.2 Mesin sekrap vertikal (slotter)
Mesin sekrap jenis ini digunakan untuk pemotongan dalam,
menyerut dan bersudut serta untuk pengerjaan permukaan-permukaan yang sukar
dijangkau. Selain itu mesin ini juga bisa digunakan untuk operasi yang
memerlukan pemotongan vertikal. Gerakan pahat dari mesin ini naik turun secara
vertikal, sedangkan benda kerja bisa bergeser ke arah memanjang dan melintang.
Gambar 2.4 Mesin sekrap vertikal (slotter)
Mesin jenis ini juga dilengkapi dengan meja putar, sehingga
dengan mesin ini bisa dilakukan pengerjaan pembagian bidang yang sama besar.
2.5.3 Mesin planner
Digunakan untuk mengerjakan benda kerja yang panjang dan besar
(berat). Benda kerja dipasang pada eretan yang melakukan gerak bolak-balik,
sedangkan pahat membuat gerakan ingsutan dan gerak penyetelan. Lebar benda
ditentukan oleh jarak antartiang mesin. Panjang langkah mesin jenis ini ada
yang mencapai 200 sampai 1.000 mm.
Gambar 2.5
Mesin sekrap eretan (planner)
2.6 Mekanisme Kerja Mesin
Sekrap
Mekanisme yang mengendalikan mesin sekrap ada dua macam yaitu
mekanik dan hidrolik. Pada mekanisme mekanik digunakan crank mechanism.
Pada mekanisme ini roda gigi utama (bull gear)
digerakkan oleh sebuah pinion yang disambung
pada poros motor listrik melalui gear box dengan empat, delapan, atau lebih variasi kecepatan. RPM dari roda gigi
utama tersebut menjadi langkah per menit (strokes
per minute, SPM). Gambar skematik mekanisme dengan sistem hidrolik. Mesin dengan mekanisme sistem
hidrolik kecepatan sayatnya dapat diukur
tanpa bertingkat, tetap sama sepanjang langkahnya. Pada tiap saat dari langkah kerja, langkahnya dapat dibalikkan
sehingga jika mesin macet lengannya dapat
ditarik kembali. Kerugiannya yaitu penyetelen panjang langkah tidak teliti.
Gambar 2.6 Mekanisme mesin sekrap
2.7 Proses Sekrap
Proses menyekrap meliputi beberapa tahap, mulai dari menjalankan
mesin hingga, melakukan penyekrapan dengan jenis pahat yang digunakan. Berikut
langkah proses sekrap.
1. Menjalankan
mesin
Berikut ini langkah-langkah menjalankan mesin:
a.
Lengan digerakkan dengan
cara memutar roda pemeriksa untuk melihat kemungkinan tertabraknya lengan.
b.
Menentukan banyak langkah
per menit.
c.
Motor mesin dihidupkan.
Dengan cara memasukkan tuas kopling mesin mulai bekerja. Mencoba langkah
pemakanan (feeding) dari meja, mulaidari langkah halus sampai langkah
kasar. Perhatikan seluruh gerak mesin.
d.
Menghentikan kerja mesin
dilakukan dengan cara melepas tuas kopling kemudian matikan motor.
2. Proses
penyekrapan
Proses penyekrapan dapat dilakukan dengan berbagai cara, berikut
penjelasannya:
a.
Penyekrapan datar
Penyekrapan bidang rata
adalah penyekrapan benda kerja agar menghasilkan permukaan yang rata.
Penyekrapan bidang rata dapat dilakukan dengan cara mendatar (horizontal) dan
cara tegak (vertikal). Pada penyekrapan arah mendatar yang bergerak adalah
benda kerja atau meja ke arah kiri kanan. Pahat melakukan langkah penyayatan
dan ketebalan diatur dengan menggeser eretan pahat.
b.
Penyekrapan tegak
Pengaturan ketebalan
dilakukan dengan menggeser meja. Pahat harus diatur sedemikian rupa (menyudut)
sehingga hanya bagian ujung saja yang menyayat dan bagian sisi dalam keadaan bebas.
Tebal pemakanan diatur tipis ± 50 mm. Langkah kerja penyekrapan tegak sesuai
dengan penyekrapan yang datar.
c.
Penyekrapan menyudut
Penyekrapan bidang
menyudut adalah penyekrapan benda kerja agar menghasilkan permukaan yang
miring/sudut. Pada penyekrapan ini yang bergerak adalah eretan pahat maju
mundur. Pengaturan ketebalan dilakukan dengan memutar ereten pahat sesuai
dengan kebutuhan sudut pemakanan.
d.
Penyekrapan alur
Menurut alur penyekrapan,
mesin sekrap dapat digunakan untuk membuat alur:
1. Alur terus luar. 3. Alut terus buntu.
2. Alur terus dalam. 4. Alut terus tembus.
2.8 Mengatur Panjang
Langkah dan Kedudukan Langkah
Untuk mengatur panjang langkah dan kedudukan langkah kita harus memperhatikan
sebagai berikut: Hitung langkah yang
diperlukan sesuai dengan panjang benda kerja yaitu panjang benda kerja ditambah
dengan kebebasan langkah kemuka dan kebelakang.
PL = L + x + ½ x
L = panjang benda kerja
x = kebebasan langkah
kebelakang (1 – 12m)
½ x =kebebsan langkah kemuka (+ 6 mm)
Gambar 2.7 Menghitung
langkah
Jalankan mesin kemudian
matikan mesin pada kedudukan pahat paling belakang. Kendorkan mur pengikat tuas
B kemudian aturlah panjang langkah (memperpanjang/memperprndek). Dengan jalan
memutar tuas B dengan engkol pemutar b kekanan/kekiri. Bacalah pada skala
langkah. Kendorkan tuas pengikat A. Aturlah kedudukan benda kerja dengan jalan
mendorong lengan penumbuk kemuka atau kebelakang. Setelah mendapatkan langkah
yang dikehendaki kencangkan kembali tuas pengikat A. Jalankan mesin dan periksalah
apakah panjang dan kedudukan langkah sudah sesuai.
2.8 Kecepatan Langkah
Langkah pemakanan yaitu langkah maju
pada mesin sekrap adalah lebih lambat dari pada langkah mundur. Ini disebabkan
karena jarak yang ditempuh pena
engkol pada waktu maju lebih jauh daripada jarak yang ditempuh pada waktu mundur.
Perbandingan waktu =
Langkah maju = 3
Langkah mundur = 2
Jumlah perbandingan = 3 + 2 = 5
Gambar
2.8 Kecepatan Langkah
Waktu yang digunakan untuk langkah maju dalam satu menit adalah
3/5 menit. Besar kecepatan langkah mesin yang digunakan pada waktu menyekrap
ditentukan oleh:
1. Kekerasan pahat
2. Kekerasan bahan yang disekrap
3. Panjang langkah mesin (panjang bahan
yang disekrap)
2.9 Sistematik Satuan
Metrik
Jika panjang langkah = L mm dan banyak langkah dalam 1 menit n
jarak yang ditempuh oleh langkah maju dalam 1 menit adalah
Kecepatan pemotongan atau cutting speed (Cs) = jarak tempuh
dibagi waktu.
Cs =
= 3/5
Cs =
= m/menit
atau n =
n = jumlah langkah tiap menit
L = panjang langkah (dalam mm)
Cs = kecepatan potong (cutting speed) dalam m/menit.
2.10 Pahat Sekrap
Pahat Sekrap mempunyai bermacam-macam sudut kegunaan. Sudut-sudut
pahat dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 2.9 Sudut-sudut Pada Pahat
1. Sudut
potong (cutting angel)
2. Sudut
bibir potong (lip angel)
3. Sudut
bebas ujung/muka (end relif)
4. Sudut
tatal belakang (back rack angel)
5. Sudut
sisi sayat (side rack angel)
6. Sudut
sisi bebas (side clearance)
2.11 Macam-macam Bentuk
Pahat
Bentuk-bentuk pahat disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan, lihat
gambar berikut:
1. Pahat
lurus kiri
2. Pahat
lurus kanan
3. Pahat
bengkok kiri
4. Pahat
bengkok kanan
5. Pahat
ujung bulat
6. Pahat
ujung segi empat
7. Pahat
lurus
8. Pahat
leher angsa
Dengan berbagai macam pahat yang telah diketahui, gambar bentuk
pahat tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 2.10 Pahat Sekrap
2.12 Cara Memasang Pahat
Pahat-pahat sekrap yang besar dapat dipasang langsung pada
penjepit (tool post), sedangkan pahat-pahat yang kecil dipasang pada
tool post dengan perantaraan
pemegang pahat (tool holder). Dilihat dari bentuk dan fungsinya ada
3 macam tool holder, yaitu :
1.
Tool holder lurus
2.
Tool holder bengkok (tool hoder kiri atau kanan)
3. Universal tool holder, yaitu tool holder yang dapat
menjepit pahat pada 5 kedudukan pahat (gambar 9). Dengan demikian universal tool
holder lurus atau sebagai tool holder kiri/kanan.
Gambar
2.11 Pahat Universal